Orang itu perlu sekolah, terutama anak-anak dan remaja, betul kan?
(di suatu tempat terdengar suara teriakan)
Tetapi nggak semua sekolah itu disenangi muridnya, ada beberapa murid yang merasa terpaksa sekolah.
Tapi tidak begitu keadaannya di Sekolah saya, Tarsisius 1
Pada awalnya, jujur saya amat sangat ragu untuk masuk ke Tarsisius 1, tempatnya jelek dan sangat kotor sekali. (Yang dibandingin sekolah internasional sih...)
Tapi begitu saya menjalani kurang lebih hampir 3 tahun di sini, banyak juga ternyata hal yang bisa membuat saya bangga menjadi murid SMA Tarsisius 1.
Yang paling pertama, kebersamaan. Mungkin ya memang banyak murid Tarsi 1 yang sangat amat bandel, kadang juga nakal dan ribut. Tapi senakal apapun murid Tarsi 1, mereka semua saling membantu satu sama lain, saling memiliki, dan benar-benar seperti satu keluarga.
Tapi bukan hanya keakaraban saja yang dipelihara di Tarsi 1, banyak pula acara - acara yang mungkin kelihatannya tidak asik, tapi kenyataannya sungguh menyenangkan, seperti pada saat
pergi ke Hutan BakauTapi tentu yang peling berkesan dari perjalanan itu semua adalah Live-In kelas 2, tidak semua sekolah berani untuk mengirim murid-muridnya ke Desa di tengah Gunung dan berhasil membuat program tersebut sangat sukses.
Ya...hanya 2 ya... saya memang kurang pintar berbangga sepertinya, lagipula teralu bangga bisa bikin masuk angin (nggaknyambung)
Tapi seperti pada umumnya, saya tentu tahu bahwa saya menyukai suatu hal, jikalau saya mau melakukannya dengan senang
Dan kamu tahu? Saya suka dan senang sekolah di Tarsi, melebihi dari apapun yang saya pernah rasakan sebelumnya terhadap sekolah.
Dulu sekali rasanya sekolah itu kewajiban; momok menakutkan untuk dihadapi.
Tapi sekarang? Sekolah terasa sangat menyenangkan, perasaan ingin belajar pun muncul.
Panajng juga ya tulisannya, tapi yang paling penting tentu...saya bangga dan bersyukur, bisa menjadi murid Tarsisius 1.